Mahasiswi Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, A. Nurul Lutfia (NIM 80400223001), sukses melaksanakan ujian munaqasyah tesisnya pada 25 Agustus 2025 dengan menghadirkan dewan penguji yang terdiri atas Dr. Hj. Haniah, Lc., M.A., Dr. Hamka, M.Th.I., Prof. Hj. Amrah Kasim, M.A., dan Dr. Rappe, M.Pd. Kehadiran para penguji tersebut menjadi momen penting dalam menilai kedalaman penelitian sekaligus ketajaman analisis yang dilakukan oleh mahasiswa.
Tesis yang diangkat oleh Nurul Lutfia berjudul “Pengaruh Kegiatan Muhadatsah dan Mufradat Yaumiyyah terhadap Kemampuan Maharah Kalam Santri Kelas 1 di Pondok Pesantren Darul Abrar Bone.” Penelitian ini berangkat dari fenomena pembelajaran bahasa Arab di pesantren yang selama ini lebih banyak menekankan pada hafalan kosa kata, namun masih menghadapi tantangan dalam melatih santri agar mampu menggunakannya secara aktif dalam komunikasi lisan.
Dalam penelitiannya, Nurul Lutfia menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto. Sampel penelitian melibatkan 15 orang santri kelas 1 di Pondok Pesantren Darul Abrar Bone. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif serta regresi sederhana dan linier berganda untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel, yakni kegiatan muhadatsah yaumiyyah dan mufradat yaumiyyah terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab (maharah kalam).
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang menarik. Kegiatan muhadatsah yaumiyyah memberikan pengaruh sebesar 18% terhadap kemampuan kalam santri, sedangkan kegiatan mufradat yaumiyyah memberikan pengaruh yang jauh lebih dominan, yaitu 79%. Kedua kegiatan ini juga terbukti memiliki pengaruh simultan dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab santri kelas 1 di Pondok Pesantren Darul Abrar Bone. Dengan demikian, jelas bahwa penguasaan kosa kata sehari-hari (mufradat) memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung kelancaran percakapan santri, sementara muhadatsah memberikan latihan berharga dalam penerapan bahasa secara nyata.
Lebih jauh, penelitian ini memberikan implikasi penting bagi dunia pendidikan bahasa Arab, khususnya di lingkungan pesantren. Bagi guru bahasa Arab, hasil penelitian ini menekankan perlunya strategi pembelajaran yang mengintegrasikan kegiatan muhadatsah secara konsisten agar santri terbiasa berbicara menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Sementara bagi santri sendiri, temuan ini menjadi pengingat bahwa penguasaan bahasa Arab lisan tidak cukup hanya dengan teori atau hafalan kosa kata, melainkan harus dilatih melalui praktik komunikasi langsung.
Selain itu, penelitian ini membuka peluang bagi kajian lanjutan, misalnya uji coba model pembelajaran berbasis muhadatsah dan mufradat yaumiyyah yang terintegrasi, atau pengembangan media digital interaktif yang dapat mendukung pembelajaran percakapan serta kosa kata harian. Tidak hanya itu, aspek psikologis santri seperti motivasi, rasa percaya diri, hingga tingkat kecemasan dalam berbicara juga dapat menjadi variabel penelitian selanjutnya yang menarik untuk dikaji dalam konteks peningkatan maharah kalam.
Dengan demikian, ujian munaqasyah yang dijalani A. Nurul Lutfia bukan hanya menjadi capaian akademik personal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan metode pembelajaran bahasa Arab, khususnya di lembaga pesantren yang selama ini menjadi basis utama pendidikan agama dan bahasa di Indonesia.